Senin, 15 Januari 2018

AYAH… sudahkah mencoba ngobrol dengan anak-anak?
Alhamdulillah jika sudah dan teruskan hal itu sesering mungkin sambil kita belajar terus tentang seperti apa dialog produktif yang disampaikan oleh Al-Qur’an.
Dalam tulisan ilmiah di Ummul Quro menyebutkan ada 17 tema dialog antara orangtua dengan anaknya dalam al-Qur’an.
Perhatikanlah angka 17. Bukankah itu adalah bilangan rakaat shalat kita yang wajib sehari semalam? Benar!
Kini, mari kita gali hikmah di balik kesamaan angka tersebut sebagaimana yang disebutkan dalam al-Qur’an yang penuh mukjizat dan tidak ada yang kebetulan.
Menarik sekali penelitian yang disampaikan oleh pakar mukjizat angka dalam al-Qur’an dari Suriah, Ir. Abd Daeem al-Kaheel. Dalam webnya, kaheel7.com, dia mengungkapkan beberapa hal tentang angka 17 dalam al-Qur’an.
Untuk para ayah, mohon ambil mushaf Al-Qur’annya. Bukalah dialog ayah terlengkap dan terpanjang dalam al-Qur’an, yaitu dialog Luqman dengan anaknya yang dicantumkan dari ayat 13-19 dalam Surat Luqman (31). Kita akan menjumpai salah satu mukjizat angka dalam al-Qur’an.
Bicara tentang angka 17, bukalah ayat yang ke-17. Yang artinya: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
Nasihat Luqman tentang shalat adanya dalam ayat ke-17 ini. Shalat kita yang wajib sehari semalam berjumlah 17 rakaat sama dengan angka ayat ini. Jika kata dalam ayat ini dihitung pun berjumlah 17. Lebih dahsyat lagi, surat Luqman ini adalah surat ke-17 yang dimulai dengan huruf muqotho’ah (seperti: alif lam mim, alif lam ro’, thoha, dan sebagainya). Subhanallah…
Sebelum kita ambil pelajaran, mari kita lihat fakta ayat yang lain. Surat Al-baqarah ; 17, yang artinya :“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.”
Ayat ini, jika dihitung jumlah katanya juga ada 17 kata. Dan ayat ini membicarakan tentang keadaan orang-orang munafik yang hilang cahaya hidupnya, selalu gelap dalam kejahiliyahan serta tidak dapat melihat petunjuk.
Shalat berhubungan erat dengan pembahasan tentang kemunafikan. Karena salah satu ciri orang munafik adalah malas saat berdiri shalat.
Demikian juga dengan shalat Asar, Isya’ dan Shubuh yang menjadi bukti seseorang munafik atau bukan. Setelah sifat munafik itu melekat, hidup pun menjadi pekat.
Ayah, dialog dengan anak adalah sebuah keharusan. Jika tidak mau, gelap lah rumah kita. Gulita jalannya generasi ini ke depan. Mereka perlu lentera nasehat para ayah…
Kemudian, kita bahas sekarang pesan shalat untuk dialog. Semua pembahasan di atas menunjukkan bahwa tugas dialog orangtua dengan anaknya, tugas sangat agung dan mulia. Seagung dan semulia shalat. Karena keduanya adalah dialog. Shalat adalah bentuk dialog kita dengan Allah. Sebagaimana yang disampaikan Nabi dalam hadits yang shahih tentang Surat al-Fatihah yang kita baca, sesungguhnya adalah dialog kita dengan Allah. Nah, dialog orangtua dengan anaknya adalah dialog terbaik yang ada di sesama manusia.
Jika shalat adalah batas terakhir antara muslim dan kafir serta musyrik, maka begitulah pentingnya dialog sebagai batas paling minimal untuk sebuah generasi baik atau tidak. Jika orangtua meninggalkannya, maka bagaimana berharap lahir generasi baik dan hebat.
Rasul meminta para orangtua untuk menyuruh anaknya shalat sejak sebelum baligh; yaitu usia 7 tahun. Setelah pendidikan shalat itu berjalan 3 tahun, maka diadakan evaluasi besar. Pada usia 10 tahun, Nabi memerintahkan untuk orangtua memukul dengan pukulan pendidikan jika belum juga baik shalatnya. Ini semua untuk menghadapi usia baligh, saat seseorang sudah bertanggung jawab langsung secara pribadi di hadapan Allah ta’ala. Usia baligh di masa Nabi adalah 15 tahun bagi laki-laki.
Maka, begitulah dialog kita dengan generasi penerus ini. Teruslah melakukan dialog itu. Bersabarlah dalam melakukan amal mulia tesebut. Seperti kesabaran menyuruh shalat selama 8 tahun (usia 7-15 tahun). Itu artinya, jika setiap kali shalat harus mengingatkan keluarganya untuk shalat maka perlu: 8 tahun x 365 hari x 5 waktu shalat = 14.600 perintah dan peringatan.
Dialog pun perlu kesabaran yang luar biasa. Dari mulai awal, hingga dialog itu menjadi bekal hidup anak-anak kita saat mereka memasuki usia baligh.
Dalam shalat, diminta agar khusyu’. Sebuah rasa dan perenungan dari setiap kata yang diucapkan dalam shalat. Dengan demikian, khusyu’ memerlukan ilmu awal yaitu memahami setiap yang kita baca dalam shalat.
Nah ayah, begitu juga dengan dialog. Perlu kekhusyu’an alias keseriusan dengan melibatkan hati dan rasa kita. Bukan sebuah formalitas kering. Kirimkan kata hati ayah pada setiap kata yang diucapkan. Kata hati itulah yang akan menghunjam ke dalam hati anak-anak. Di sinilah pentingnya ilmu pada hal yang ayah dialogkan agar hasilnya maksimal.
Bagi anak yang telah memasuki usia 10 tahun dan belum baik shalatnya, diperintahkan oleh Nabi agar orangtua memukul dengan pukulan pendidikan. Bagi orang yang telah baligh dan meninggalkan shalat dengan sengaja, maka dalam hukum Islam negara harus menangkap orang tersebut dan menjebloskannya dalam penjara selama 3 hari untuk diberi kesempatan bertaubat. Jika tetap tidak mau melaksanakan shalat, maka dihukum mati!
Nah loh, gimana nih para ayah. Bagaimana kalau dialog mengambil pelajaran shalat. Bagi para ayah yang sengaja meninggalkan dialog dengan generasinya, memang tidak akan dipenjara apalagi dibunuh. Tetapi, pasti ayah akan mendapatkan hukuman berat dengan kegagalan generasi. Saat usia ayah telah senja, tanaman yang ayah tanam ternyata penuh ulat. Tak tumbuh dengan baik. Apalagi berbuah. Padahal tulang telah rapuh, rambut pun telah putih. Sesal selalu datang terlambat. Tiada arti sebuah penyesalan yang tiada pernah kembali.

Ayah, sebelum mendapatkan hukuman, sebelum menyesal nanti, lakukanlah dialog secara terus menerus dengan sang buah hati. []

Senin, 25 Desember 2017

Berikut 22 Sifat Dan Watak Orang – Orang Yahudi Yang Dijelaskan Dalam Al Qur’an

Berikut 22 Sifat Dan Watak Orang – Orang Yahudi Yang Dijelaskan Dalam Al Qur’an :

Keras hati dan zalim (Al-Baqarah:75,91,93,120,145,170; An-Nisa:160; Al-Maidah:41)
Kebanyakan fasik dan sedikit beriman kepada Allah SWT (Ali Imran:110; An-Nisa:55)
Musuh yang paling bahaya bagi orang-orang Islam (Al-Maidah:82)
Amat mengetahui kekuatan dan kelemahan orang-orang Islam seperti mereka mengenal anak mereka sendiri (Al-An’am:20)
Mengubah dan memutarbelitkan kebenaran (Al-Baqarah:75,91,101,140,145,211; Ali Imran:71,78; An-Nisa:46; Al-Maidah:41)
Menyembunyikan bukti kebenaran (Al-Baqarah:76,101,120,146; Ali Imran:71)
Hanya menerima perkara-perkara atau kebenaran yang dapat memenuhi cita rasa atau nafsu mereka (Al-Baqarah:87,101,120,146; Al-Maidah:41)
Ingkar dan tidak dapat menerima keterangan dan kebenaran Al-Quran (Al-Baqarah:91,99; Ali Imran:70)
Memekakkan telinga kepada seruan kebenaran, membisukan diri untuk mengucapkan perkara yang benar, membutakan mata terhadap bukti kebenaran dan tidak menggunakan akal untuk menimbangkan kebenaran (Al-Baqarah:171)
Mencampur adukkan yang benar dan yang salah, yang hak dan yang batil (Ali Imran:71)
Berpura-pura mendukung orang Islam tetapi apabila ada di belakang orang-orang Islam, mereka mengutuk dengan sekeras-kerasnya (Al-Baqarah:76; Ali Imran:72,119)
Hati mereka sudah tertutup akan Islam kerana dilaknat oleh Allah SWT yang disebabkan oleh kekufuran mereka sendiri (Al-Baqarah:88,120,145,146)
Kuat berpegang pada semangat kebangsaan mereka dan mengatakan bahawa mereka adalah bangsa yang istimewa yang dipilih oleh Tuhan dan meyakini agama yang selain daripada Yahudi adalah salah (Al-Baqarah:94,111,113,120,135,145; Al-Maidah:18)
Tidak akan ada kebaikan untuk seluruh manusia jika mereka memimpin (An-Nisa:53)
Tidak suka, dengki, iri hati terhadap orang-orang Islam (Al-Baqarah:90,105,109,120)
Mencintai kemewahan dan kehidupan dunia, bersifat tamak dan rakus, menginginkan umur yang panjang dan mengejar kesenangan serta takut akan kematian (Al-Baqarah:90,95,96,212)
Berkata bohong, mengingkari janji dan melampaui batas (Al-Baqarah:100,246,249 Ali Imran:183,184; An-Nisa:46)
Berlindung di sebalik mulut yang manis dan perkataan yang dan perkataan yang baik (Al-Baqarah:204,246; Ali Imran:72; An-Nisa:46)
Mengada adakan perkara-perkara dusta dan suka kepada perkara-perkara dusta (Ali Imran:24,94,183,184; Al-Maidah:41)
Berlaku sombong dan memandang rendah terhadap orang-orang Islam (Al-Baqarah:206,212,247)
Tidak amanah dan memakan hak orang lain dengan cara yang salah (Ali Imran:75,76; At-Taubah:34)
Selalu melakukan kerusakan dan menganjurkan peperangan (Ali Imran:64). __________ [PORTAL MUSLIMIN]

AZAB ALLAH KEPADA MEREKA YG MENJADIKAN TUHAN TANDINGAN




  • “…Maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir” (Qs. Al-A’raf 176). Tidakkah kita merasa malu dan tersindir sedikit pun, ketika Allah SWT memberikan perumpamaan yang buruk kepada manusia yang memperturutkan hawa nafsunya dan mendustakan ayat-ayat Allah? Ingin tahu, siapakah orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah?

    Mereka adalah orang-orang yang menyekutukan Allah dengan membuat tuhan-tuhan tandingan, tidak mengindahi hukum-hukum Allah meski telah jelas apa yang diserukan kepada manusia, termasuk akibat dari melanggar seruan-Nya.

    Maka, perhatikanlah balasan berupa azab yang ditimpakan Allah kepada kaum terdahulu, dikarenakan kaum itu fasik. Ingatlah ketika Nabi Nuh as menyerukan kepada kaumnya: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (Kiamat)” (Qs. Al-A’raf 59). Lalu apa balasan Allah terhadap kaum yang mendustakan Nuh as? Balasannya tak lain adalah menenggelamkan mereka dan menyelamatkan orang-orang yang beriman.

    Bukan hanya Nuh as yang bersusah payah menyerukan kepada kaumnya hingga ratusan tahun untuk beriman kepada Allah dan hanya menyembah kepada-Nya. Banyak nabi yang diutus Allah untuk menyerukan hal yang sama.

    Sebut saja Nabi Hud as ketika mengingatkan Kaum ‘Aad, Nabi Shaleh as kepada kaum Tsamud, Nabi Luth AS kepada kaum yang berbuat faahisyah (homoseksual), Nabi Syu’aib as kepada penduduk Madyan, Nabi Musa as terhadap Firaun dan Qarun, hingga Nabi Muhammad SAW kepada kaum Quraisy.

    Balasan Allah SWT

    Ingatlah ketika Kaum ‘Aad yang tidak mengindahkan seruan Nabi Hud as, bahkan malah mencibir dan mengatakan utusan Allah itu kurang akal alias gila. Mereka lupa bahwa Allah pernah menghukum kaum sebelumnya (kaum Nuh). Dikarenakan mereka mendustakan ayat-ayat Allah, maka ditumpaslah kaum ‘Aad hingga luluh-lantak.

    Nabi Shaleh as pun kembali ditentang kaumnya yg menyembelih unta 👇
  • _detectiveebetina, bahkan mereka malah menantang utusan Allah itu agar segera menurunkan azab. Maka turunlah azab berupa gempa dengan segera. Dan jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan dimana kaki mereka berpijak.

    Nabi Shaleh berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat.” (QS. Al A’raaf:79). Hal serupa dialami Nabi Luth as, yakni ketika kaumnya mengusir utusan Allah itu yang mengingatkan mereka agar tidak melakukan perbuatan faahisyah, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelumnya. Nabi Luth pun dianggap orang yang berpura-pura mensucikan diri alias sok suci.

    Akibat perbuatan fasik yang dilakukan kaumnya, Allah SWT menurunkan kepada mereka hujan (batu). “Maka perhatikan kesudahan orang-orang yang berdosa itu”. (Qs Al-A’raf 84). Begitu Allah mengingatkan terhadap manusia yang gemar berbuat kerusakan di muka bumi ini. Setelah Luth, giliran Nabi Syu’aib as yang ditentang oleh penduduk Mad-yan. Syu’aib menyerukan kepada kaumnya agar menyembah Allah dan tidak berlaku curang dalam mengurangi takaran atau timbangan.

    Nabi Syu’aib juga mengingatkan kaumnya agar jangan duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah. Selain tak didengar, Syu’aib dan orang-orang yang beriman pun diusir dari kota tempat mereka tinggal. Allah murka dan membalasnya dengan menurunkan gempa yang amat dahsyat, maka jadilah mereka mayat-mayat yang berserakan di dalam rumah-rumah mereka.

    Ujian paling hebat juga menimpa Nabi Musa as yang tak bosan-bosannya mengingatkan Fir’aun yang congkak dan mendustakan ayat-ayat Allah. Sekalipun berbagai mukjizat diberikan kepada Musa untuk meyakinkan Firaun agar segera beriman, mulai dari tongkat yang menjadi ular besar, kemarau panjang dan kekurangan buah-buahan, tapi tetap saja tak membuat Firaun beriman. Musa as malah dituding sebagai ahli sihir.

    Ditambah lagi, Allah kirimkan angin taufan, belalang, kutu, katak dan air yang berubah menjadi darah sebagai bukti yang jelas, dan itu semua tidak menyadarkan Firaun, justru kian 
    bertambah kesombongannya. Puncak dari keingkarannya, menyebabkan Allah menghukum Firaun dan pengikutnya dengan menenggelamkan mereka hingga ke dasar laut.

    Terlalu banyak kemunkaran yang dilakukan oleh Bani Israil, hingga Allah harus menceritakan kisah ini di dalam Al Qur’an dengan panjang lebarnya dan sejelas-jelasnya. Penjelasan itu tak lain, agar manusia mau mengambil pelajaran dari umat terdahulu yang pernah diazab Allah SWT dikarenakan tidak mau beriman. “Dan (ingatlah) ketika suatu kaum diantara mereka berkata: Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?” Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggungjawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa” (Qs. Al-A’raf 164). Terlalu bodoh untuk tidak mengerti ketika Allah berulangkali menjelaskan balasan atau hukuman bagi orang-orang yang tidak mau beriman, fasik, dan mengabaikan hukum-hukum-Nya. Sampai-sampai Nabi Musa AS berdoa seperti ini: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau. Sungguh Engkau Maha Penyayang diantara para penyayang.” Inginkah kita dibinasakan Allah SWT untuk kesekian kalinya. Tentu kita tidak mau. Maka, jangan pernah membuat tuhan-tuhan tandingan dengan menyekutukannya. [berita-islam24h.com 
  • #detectivee

TEGANYA USTAD ABDUL SOMAD DI DEPORTASI DI HONGKONG

Ustadz Abdul Somad akhirnya bisa berceramah dengan umat Islam di Hongkong melalui streaming, Senin (25/12). Tangisnya tak terbendung saat membacakan doa penutup.

Hal itu disampaikan warganet bernama Hanif Muis Mahmud dalam akun facebooknya.

Sepengetahuan saya, Ustadz Somad bukan tipikal Ulama yang melankolis, jarang beliau mengeluarkan air mata, paling suara serak beliau yang patah-patah kalau kontennya sedih. Hari ini pada sesi doa penutup dalam kajian streaming melalui Skype untuk Jamaah yang ada di Hongkong beliau meneteskan air mata.

Gemetar tangan saya memegang gadget ini, tekak kerongkongan saya. Allah...! Seperti diketahui, Ustadz Abdul Somad diusir dari Hongkong saat hendak berdakwah di sana. Ketika tiba di bandara, Sabtu (23/12), da'i asal Riau itu dibawa ke dalam sebuah ruangan dan digeledah. Setelah berjalan selama 30-45 menit, Ustadz Abdul Somad akhirnya dideportasi tanpa alasan yang jelas.

Dalam pernyataan tertulisnya, Ustadz Abdul Somad menduga pengusiran dirinya karena dianggap sebagai teroris. #_detectivee #_detectivee_

LGBT Itu Penyimpangan Fitrah oleh Ustad Felix Siauw

XXOO Itu Penyimpangan Fitrah
Postingan ke-3 setelah dihapus 😀😀😀
.
Argumen yang jadi andalan kaum XXOO dan pendukungnya, adalah bahwa XXOO itu keturunan, "lahir begini", atau yang mereka biasa sebut dengan "gen xxoo", genetis

Magnus Hirscheld pada 1899 memperkenalkan teori ini, bahwa gay itu genetis, Michael Bailey, Richard Pillard pada 1991 juga meneliti hal ini. Yang mereka temukan, tak ada kepastian gay adalah bawaan genetis, hanya dugaan tanpa kepastian

Dean Hamer pada 1993 memperkenalkan adanya kromosom Xq-28 yang menurutnya bertanggung jawab atas perilaku XXOO, dan ternyata ini pun tidak dapat dia pastikan, hanya dugaan saja. 
Dan ternyata, Dean Hamer yang dipuja-puja kaum XXOO sebagai yang membuktikan XXOO adalah keturunan genetis, pun dia ternyata juga seorang gay

Dean sendiri, mengatakan pada 1998 bahwa "I don't think will ever be able to predict who will be xxoo". Aneh bukan, kalau genetis, minimal prediksi saja harusnya bisa dilakukan

Teori sesat bahwa XXOO ini diwariskan lewat genetis, makin hancur saat George Rice pada 1999 yang mengadaptasi riset Hamer dengan responden yang lebih besar, ternyata tidak menemukan kaitan gen tertentu yang menjadikan seseorang gay

Begitupun dengan semua riset tentang ini, semua ternyata tetap pada posisi dugaan, tidak ada yang menyatakan secara pasti, bahwa perilaku XXOO itu diwariskan secara genetis, tak ada bukti ilmiah sama sekali

Dilain sisi, studi tentang kembar identik yang dipopulerkan PFOX misalnya justru menemukan, ada yang kembar identik, tapi yang satu gay yang satu tidak. Ini bukti bahwa XXOO itu sebenarnya bukan bawaan lahir, tapi penyimpangan

Apapun itu penelitian ilmiah, seorang Muslim tetap harus meyakini, Allah Mahatahu dan Mahabenar, dan Allah sudah sampaikan, perilaku XXOO ini adalah keji dan jalan nista

Secara biologis pun ini jelas merusak tatanan masyarakat dan kelanjutan kehidupan manusia, belum lagi penyakit kelamin menular, HIV dan penyakit gangguan mental

Jangan mau ditipu XXOO dan pendukungnya yang hina. Tandai pendukung-pendukungnya, perangi pemikiran mereka, jaga anak-anak dan keluarga kita, dakwahkan Islam

AYAH… sudahkah mencoba ngobrol dengan anak-anak? Alhamdulillah jika sudah dan teruskan hal itu sesering mungkin sambil kita belajar terus...